ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ، ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺒﻌﻮﺙ ﺭﺣﻤﺔ ﻟﻠﻌﺎﻟﻤﻴﻦ، ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ، ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ
Imarah Islam Afghanistan atau sering disebut sebagai "Thaliban" merupakan sebuah pemerintahan Islam yang dipimpin oleh Amirul Mukminin Syaikhul Hadits Hibatullah Akhundzadah hafizhahullahu wa ra‘ah. Para pemimpin sebelumnya ialah Amirul Mukminin Mullah Akhtar Manshur dan Amirul Mukminin Mullah Muhammad ‘Umar Mujahid rahimahumallah.
*Syaikh Dr. Muhammad bin Rizq ath-Tharhuni hafizhahullah* mengatakan,
ﻭﺃﻣﺎ ﻃﺎﻟﺒﺎﻥ ﻓﻬﻲ ﺇﻣﺎﺭﺓ ﻗﻄﺮﻳﺔ ﻣﻨﻐﻠﻘﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﻓﻐﺎﻧﺴﺘﺎﻥ ﻭﻟﻬﺎ ﻳﺪ ﻭﺳﻠﻄﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﺎﻃﻖ ﺑﻬﺎ
“Dan adapun Thaliban adalah pemerintahan (emirat) yang wilayahnya terbatas atas Afghanistan dan ia memiliki kontrol dan kekuasaan atas wilayahnya.”
*Pasal: Apakah Thaliban Muslim atau Kafir?*
Thaliban adalah kaum muslimin.
*Imam Hamud bin al-‘Uqla asy-Syu‘aibi* rahimahullah mengatakan,
ﻭﺩﻭﻟﺔ ﻃﺎﻟﺒﺎﻥ ﻓﻲ ﺃﻓﻐﺎﻧﺴﺘﺎﻥ ﻣﺘﺤﻘﻘﺔ ﻓﻴﻬﺎ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﻮﺭ، ﻓﻬﻲ ﺍﻟﺪﻭﻟﺔ ﺍﻟﻮﺣﻴﺪﺓ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﺍﻟﺘﻲ ﻻ ﻳﻮﺟﺪ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﺤﺎﻛﻢ ﻗﺎﻧﻮﻧﻴﺔ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺣﻜﻤﻬﺎ ﻗﺎﺋﻢ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﻉ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ
“Daulah Thaliban di Afghanistan telah terbukti memenuhi perkara ini. Ia adalah satu-satunya negara di dunia ini di mana tidak ada hukum dan undang-undang buatan manusia. Sebaliknya, hukum-hukum mereka seluruhnya berdasarkan syariat Allah dan Rasul-Nya…”
*Pasal: Apakah Thaliban Ahlus Sunnah atau Ahlul Bid'ah?*
Thaliban di Khurasan secara umum bermazhab Hanafi.
*Syaikh ‘Abdurrazzaq bin Ghalib al-Mahdi hafizhahullah* mengatakan,
إن سر قوة وتماسك طالبان ليست شخصية الملا عمر الفذة أو الملا أختر أو الملا هيبة الله! وإنما هو المذهب الحنفي الذى يلتزم به قادة طالبان والجنود سواء في الأصول أو الفروع.
“Sesungguhnya rahasia kekuatan dan ketahanan Thaliban bukan dari tokohnya Mullah ‘Umar yang tiada bandingnya atau Mullah Akhtar atau Mullah Hibatullah! Melainkan rahasia tersebut terdapat pada kekuatan keteguhan mereka dalam berpegang teguh dengan mazhab Hanafi yang tampak dari semua elemen Thaliban dari para pemimpin, pasukan, dan lain-lain, baik dalam masalah pokok atau masalah cabang.”
Telah diketahui dan diakui oleh para Ahlul ‘Ilmi bahwasanya mazhab Hanafi merupakan salah satu mazhab dari mazhab-mazhab Ahlus Sunnah yang muktabar. Ia merupakan salah satu mazhab Salafush Shalih.
*Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah al-Baz ghafarallahu la hu* mengatakan,
ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ ﻫﻢ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭﻣﻦ ﺳﻠﻚ ﺳﺒﻴﻠﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﻭﺃﺗﺒﺎﻉ ﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﻭﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻭﺍﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ
“(Pengikut) Salafush Shalih adalah para sahabat serta orang-orang yang mengikuti jalan mereka dalam beragama, termasuk di dalamnya para tabi’in, atba‘at tabi’in, juga mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali dan yang selain mereka…”
*Pasal: Apakah al-Qa'idah Bagian dari Thaliban?*
Sejatinya al-Qa‘idah dan Thaliban adalah bagian yang tidak terpisahkan. Imam Mujaddid Usamah bin Ladin taqabbalahullah dan Imam Dr. Aiman azh-Zhawahiri hafizhahullah berbaiat kepada amir-amir Thaliban, yaitu kepada Mullah ‘Umar dan Mullah Manshur rahimahumallah, kemudian kepada Syaikhul Hadits Hibatullah hafizhahullah. Dan Thaliban adalah pelindung lagi penolong bagi para mujahidin.
Dalam Majmu‘ Fatawa Abu Humam al-Atsari juz 1 halaman 121, penulis mengatakan,
وإنني لأحسب أن من أفضل الطاعات, وأجل القربات؛ حبك لأنصار الدين وخاصة من ذكرت "القاعدة والطالبان". فهم طليعة الأمة الإسلامية وفخرها في هذا الزمان. أما تنظيم القاعدة: فهم رأس الحربة الإسلامية التي نطاعن بها أمم الكفر, وأما الطالبان فهم الظهر والسند, والنصرة والمدد.
“Saya menganggap bahwa termasuk bentuk ketaatan yang paling utama dan bentuk pendekatan diri kepada Allah yang paling besar adalah kecintaanmu terhadap para penolong-penolong agama dan khususnya yang engkau sebut tadi, yaitu al-Qa'idah dan Thaliban. Mereka adalah pasukan terdepan umat Islam dan kebanggaannya pada zaman ini. Adapun al-Qa'idah, mereka adalah tombak utama Islam yang dengannya kita menikam umat umat kafir. Adapun Thaliban, mereka adalah penopang, pendukung, penolong, serta penguat.”
*Ustadz Ahmad Faruq rahimahullah* mengatakan,
ترى أن أمير المؤمنين الملا محمد عمر مجاهد (ثبّته الله على الحق) هو أميرنا وتاج رؤوسنا وقرة عيوننا. ولقد صدق الله ظننا فيه حيث ضح بملكه دقاعًا عن لا إله إلا الله وبا عن المجاهدين المهاجرين الغرباء المطاردين. وحيث ثبت هو وإخواته في الإمارة الإسلامية بأفغانستان في مواجهة أعتى حملة صليبية شهدها التاريخ ولم يتنازلوا ولم يتغيروا ولم يساوموا بل واصلوا جهادمم وقتالهم من أجل طرد الكفار من أرضهم ومن أجل تحكيم شرع الله فيها حتى أوشكوا على أيواب التصر. ومؤلاء الأخيار ما زالوا ماضين على الطريق
“Kami memandang bahwa Amirul Mukminin Mullah Muhammad Umar Mujahid tsabatahullahu ‘alal haqq adalah amir kami. Beliau adalah mahkota di atas kepala kami dan pelipur lara kami. Allah telah membenarkan perkiraan kami terhadap beliau ketika beliau mengorbankan segala apa yang beliau miliki demi membela kalimat Laa Ilaaha Illa Allah dan melindungi para mujahidin dari kalangan muhajirin yang terasing dan terusir. Dan juga terbukti ketika beliau bersama saudara-saudara beliau yang ada di Imarah Islam Afghanistan tengah menghadapi serangan terdahsyat dari tentara Salib yang pernah disaksikan oleh sejarah, namun mereka tidak menyerah, tidak goyah, dan tidak melakukan tawar-menawar, akan tetapi mereka tetap meneruskan jihad dan pertempuran mereka demi mengusir orang-orang kafir dari tanah air mereka dan demi menegakkan syariat Allah di atasnya hingga mereka mendekati gerbang kemenangan, dan orang-orang pilihan tersebut masih terus berjalan di atas jalan ini.”
*Pasal: Apakah Thaliban Thaifatul Manshurah?*
Para ulama berbeda pendapat apakah Thaifatul Manshurah sama dengan Firqatun Najiyyah atau tidak.
Sebagian ulama berpendapat Thaifatul Manshurah adalah sama dengan Firqatun Najiyyah. Barang siapa berakidah Sunni, maka ia adalah Firqatun Najiyyah dan Thaifatul Manshurah sekaligus.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan,
ﻭﺑﻬﺬﺍ ﻳﺘﺒﻴﻦ ﺃﻥ ﺃﺣﻖ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﺄﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﻫﻲ ﺍﻟﻔﺮﻗﺔ ﺍﻟﻨﺎﺟﻴﺔ " ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ "
“Dan dengan ini nampak jelas bahwa manusia yang paling berhak untuk menjadi Firqatun Najiyyah adalah Ahlul Hadits was Sunnah.”
Imam al-Hakim an-Naisaburi rahimahullah mengatakan,
ﺃﺣﺴﻦ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ ﻓﻲ ﺗﻔﺴﻴﺮ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺨﺒﺮ ﺃﻥ ﺍﻟﻄﺎﺋﻔﺔ ﺍﻟﻤﻨﺼﻮﺭﺓ ﺍﻟﺘﻲ ﻳُﺮﻓﻊ ﺍﻟﺨﺬﻻﻥ ﻋﻨﻬﻢ ﺇﻟﻰ ﻗﻴﺎﻡ ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ ﻫﻢ " ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ "
“Imam Ahmad bin Hambal sangat baik ketika menjelaskan hadis di atas bahwa Thaifatul Manshurah yang tidak mengalami kehinaan sampai hari kiamat adalah Ashhabul Hadits.”
Imam Muhammad bin Isma‘il al-Bukhari rahimahullah mengatakan,
ﻫﻢ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ
“Mereka adalah ahli ilmu.”
Akan tetapi sebagian ulama membedakan antara Thaifatul Manshurah dengan Firqatun Najiyyah. Mereka berpendapat bahwa Thaifatul Manshurah adalah bagian khusus dari Firqatun Najiyyah.
Imam Yahya bin Syaraf an-Nawawi rahimahullah mengatakan,
ﻭﻳﺤﺘﻤﻞ ﺃﻥ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻄﺎﺋﻔﺔ ﻣﻔﺮﻗﺔ ﺑﻴﻦ ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ : ﻣﻨﻬﻢ ﺷﺠﻌﺎﻥ ﻣﻘﺎﺗﻠﻮﻥ ، ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻓـﻘـﻬـﺎﺀ ، ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﺤﺪّﺛﻮﻥ ، ﻭﻣﻨﻬﻢ ﺯﻫّﺎﺩ ، ﻭﺁﻣﺮﻭﻥ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﻭﻧﺎﻫـﻮﻥ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻨﻜﺮ ﻭﻣﻨﻬﻢ ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺃﺧﺮﻯ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻴﺮ .
“Ada kemungkinan kelompok ini berserakan di antara kaum mukminin, di antara mereka ada yang pemberani pejuang, di antaranya para ahli fikih, ahli hadis, orang zuhud, pengajak yang makruf dan pencegah kemungkaran, di antara mereka ada golongan kebaikan lainnya.”
Syaikh Hussain bin Mahmud hafizhahullah mengatakan,
ﻓﺎﻟﺤﻖ ﻋﻨﺪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺠﻬﺎﺩ ﺍﻟﻤﺘّﺒﻌﻴﻦ ﻟﺴﻠﻒ ﺍﻷﻣﺔ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﻣﻦ ﻫﻮ ﻋﻠﻰ ﻧﻬﺠﻬﻢ ﻭﻧﺎﺻَﺮﻫﻢ ، ﻓﻬﺆﻻﺀ ﻫﻢ ﺍﻟﻄﺎﺋﻔﺔ ﺍﻟﻤﻨﺼﻮﺭﺓ ﻭﺍﻟﻔﺮﻗﺔ ﺍﻟﻨﺎﺟﻴﺔ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ
“Kebenaran adalah di sisi ahli jihad yang mengikuti petunjuk salaful ummah dari Ahlus Sunnah dan siapa pun yang berada di atas jalan mereka serta menolong perjuangan mereka. Merekalah Thaifatul Manshurah dan Firqatun Najiyyah pada zaman ini.”
Syaikh Dr. Muhammad bin Rizq ath-Tharhuni hafizhahulah mengatakan,
وأما إن قصد الطائفة المنصورة فهم المجاهدون الذين يجاهدون في سبيل الله
“Dan adapun masalah Thaifatul Manshurah, maka mereka adalah mujahidin yang berjihad di jalan Allah.”
Maka di antara perbedaan ulama tentang siapa Thaifatul Manshurah, maka jelas Thaliban beserta mujahidin yang lainnya termasuk pantas untuk disebut Thaifatul Manshurah. Wallahu a‘lam.
ﻭﺁﺧﺮ ﺩﻋﻮﺍﻧﺎ ﺃﻥ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ
*✍️ Akh Abu ‘Abdillathif asy-Syafi'i tsabatahullah*
Sumber : Grup watsapp Abu Hazmi
Editor : Sayiaf
0 komentar:
Posting Komentar