أَلسَّلَمُ عَلَيْكُمْ

"SELAMAT DATANG DI GELORA UMAT NEWS"

Mengamalkan & Menegakan Dinul Islam Menurut Petunjuk Allah dan Rasul-nya


Oleh Ustd : Abu Romim Ba'asir

Selain mewahyukan Dinul Islam sebagai pedoman hidup manusia dan Jin, Allah juga memberikan bimbingan bagaimana cara yang benar untuk mengamalkan dan menegakkannya. Oleh sebab itu, agar
kita dapat mengamalkan dan menegakkan Dinul Islam dengan benar, maka kita harus mengikuti bimbingan dan arahan yang diberikan oleh Allah dan RasulNya (Al Qur'an dan Sunnah).

 Kita tidak boleh mengamalkan dan menegakkan Dinul Islam menurut selera kita atau selera masyarakat. Apabila kita menelaah Al Quran dan Sunnah Nabi,
kita akan menemukan bahwa bimbingan Allah dan RasulNya dalam
mengamalkan dan menegakkan Dinul Islam adalah sebagai berikut:

CARA MENGAMALKAN DINUL
ISLAM

A. Dinul Islam Wajib Diamalkan Secara Bersih yang Meliputi:
1. Aqidahnya wajib bersih dari
kemusyrikan
2. Ibadah Mahdlohnya (ritualnya)
harus bersih dari bid'ah
3. Muamalahnya wajib bersih dari
adat Jahiliah
4. Kepemimpinannya wajib bersih
dari kepemimpinan Kafir dan
Sekuler.
B. Dinul Islam Wajib di Amalkan Secara Kaffah
C Dinul Islam Wajib di Amalkan Secara Berjama ah Yakni dengan kekuasaan Politik yang Sistemnya Khilafah

Demikianlah bimbingan pelaksanaan
Dinul Islam oleh Allah taala yang dapat kita simpulkan dari Al-Quran dan Sunnah, penjelasan tentang poin-poin di atas adalah yang akan kami uraikan di bawah ini.

DINUL ISLAM WAJIB DIAMALKAN
SECARA BERSIH
Pengamalan Dinul Islam tidak boleh dicampur dengan ajaran dan syariat Din (agama, ideologi, undang-undang) lainnya. Karena sesungguhnya hanya Dinul Islam saja yang diakui oleh Allah Swt sebagai satu-satunya Dini yang paling benar dan satu-satunya Dien yang Ridhai disisi-Nya. Adapun din-din lainnya semuanya bathil. Tambahan lagi, semua Din diluar Dinul Islam ditolak mutlak oleh Allah Swt. 

Allah SWT berfirman:

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَاللّٰهِ الْاِسْلَمُ

'Sesungguhnya Dien yang diridhoi di sisi Allah hanyalah Islam....." (Ali Imraan: 197
Dan firman-Nya:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَمِ دِيْنًافَلَن يُقْبَل مِنْهُ وَهُوَفِی الْاَخِرَةِمِنَالْخَسِرِيْنَ

"Barang siapa mencari dien selain dinul Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima dien itu dari padanya dan dia di akherat termasuk orang-orang yang rugi" (Ali'Imraan :85)

Oleh sebab itu, Allah memerintahkan
semua hambaNya agar hanya mengikuti jalan Nya (Din-Nya) saja dan melarang mengikuti jalan-jalan (dien-dien) lainnya. 

Allah menerangkan hal tersebut Dalam firman-nya:

وَاَنَّ هَذَاصِرٰطِی مُسْتَقِيْمًافَاتٌَبِعُوْهُ وَلاَتَتَّبِعُواالسُّبُل فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِلِهِ ذَلِكُمْ وَصّٰكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalanku yang lurus, maka ikutilah Dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa". (Al An'aam: 153)

Juga firman-nya lagi:

اتَّبِعُوْامَااُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مِنْ رَّبِّكُمْ وَلَاتَتَّبِعُوْامِنْدُونِهِ اَوْلِيَآءَقَلِيْلاًمَّاتذَكَّرُونَ

"Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajar dari padanya". (AlA'raaf : 3)

Keterangan:

Dua ayat tersebut distas jelas dan tegas menerangkan bahwa kaum muslimin wajib mengamalkan Syariat Islam secara bersih dari campuran ajaran/ ideologi/tatanan hidup yang bertentangan dengan Islam.

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

AQIDAHNYA WAJIB BERSIH DARI BERBAGAI BENTUK KEMUSRIKAN.

Aqidah Islamiyah atau Tauhid, merupakan inti dan ruhnya Dinul Islam, yang menuntut diterima atau tidaknya amal seseorang. Peranan aqidah/tauhid dalam Dinul Islam dapat diumpamakan seperti peranan ruh dalam badan. 

Seluruh anggota badan dapat hidup dan bergerak, serta bernilai tinggi sehingga tidak dapat dinilai dengan uang. Semua itu disebabkan adanya ruh. Kalau ruh tersebut tiada lagi, maka seluruh anggota badan akan mati, lumpuh hingga tidak lagi mampu bergerak dan nilainyapun jatuh tiada berharga lagi. 

Demikian pula semua pengamalan Syariat Islam akan hidup dan bernilai tinggi di sisi Allah, juga akan dapat mewujudkan manfaat di dunia dan akhirat apabila didasari Aqidah/Tauhid yang bersih dari berbagai bentuk kemusyrikan

Akan tetapi, apabila amalan itu semua ditaburi kemusyrikan sehingga Aqidah dan Tauhidnya rusak, maka semua amalan itu tidak ada harganya lagi di sisi Allah, baik di dunia maupun di akhirat. Karena amalan itu sudah mati tidak ada ruhnya lagi, dan Allah pun tidak akan menerima amal yang mati semacam ini.

 Maka dari itu, amal orang Kafir,
betapapun baiknya, tidak ada nilainya di sisi Allah ya. Sebab, ia merupakan amal mati yang tidak ada Ruhnya yakni, karena tidak didasari Aqidah dan Tauhid. Amal semacam ini oleh Allah diumpamakan sebagai debu yang berterbangan, yakni tidak ada nilainya dan hilang tanpa membawa manfaat baginya.

Sebagaimana yang dinyatakan dalam
firman-Nya:

وَقَدِمْنَآاِلٰی مَاعَمِلُوامِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَهُ هَبَآءًمَّنثُورًا

"Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan" (Al-Furqan: 23)

Dalam ayat yang lain, Allah
menerangkan bahwa orang kafir kelak di akhirat tidak menjumpai hasil amal baiknya di dunia sedikitpun. Hal ini diumpamakan sebagai orang yang kehausan, di bawah teriknya panas matahari mengejar fatamorgana yang disangka air. Tetapi sampai di tempat yang tadinya ia melihat ada air, ternyata kosong tiada setetes airpun.

Allah berfirman lagi:

وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْااَعْمَلُهُمْ كَسَرَابِ بِقِيْعَةٍيَحْسَبُهُ الطَّمْءٰنُ مَاءًحَتَّیٰٓ اِذَاجَآءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْءًوَوَجَدَاللّٰهَ عِنْدَهُ فَوَفَّهُ حِسَابَهُ وَاللّٰهُ سَرِيْعُالْحِسَابِ

"Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya ketetapan Allah disisinya lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amalnya dengan cukup dan Allah sangat cepat perhitunganNya" (An Nûr:39)

Bahkan, meskipun yang beramal baik itu seorang Muslim tetapi apabila amal itu tidak didasari dan didorong oleh aqidah/tauhid yang bersih, sehingga amalan tersebut tercampur dengan bid'ah dan kemusyrikan, maka amalan itu tidak akan diterima dan sia-sia di sisi Allah SWT Karena diwarnai kemusyrikan dan bid'ah.

Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْاُحِیَ اِلَی الَّذِيْنَ مِن قَبْلِكَ لَءِنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَسِرِيْنَ

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi yang sebelumu Jika kamu mempersekutukan Tuhan niscaya akan hapuslah amalmu dan Tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi" (Az Zumar: 65)

Maka syarat utama mengamalkan Dinul Islam adalah aqidahnya harus benar-benar dijaga agar bersih dari berbagaibentuk kemusyrikan Adapun bentuk-bentuk kemusyrikan yang wajib dibersihkan dari pengamalan Dinul Islam meliputi:

a. Kemusyrikan karena mempertuhankan binatang /benda-
benda

Maksudnya meyakini bahwa ada Sejumlah binatang/benda-benda уang dapat mendatangkan manfaat dan menolak madharat, memberi berkah sehingga dikeramatkan, juga dijadikan tempat bergantung untuk mencari berkah, mencapai suatu cita-cita dan mencari keselamatan dari bahaya dan mencari kesembuhan dari penyakit.

Berbagai binatang atau benda-benda
yang biasa dipertuhankan itu antara lain; kerbau, sapi, keris, besi kuning, batu akik, kuburan-kuburan para Wali, bintang-bintang di langit, jimat,, pohon beringin dan lain-lain.

Aqidah yang bersih dari kemusyrikan
dalam hal ini ialah aqidah yang menanamkan keyakinan, bahwa yang dapat mendatangkan manfaat dan menolak madhorot, memberi berkah mencapai cita-cita, menyelamatkan dari bencana, menyembuhkan dari sakit, mengatur tata cara hidup dan yang berhak diibadahi dengan cara yang diatur olehnya hanya Allah SWT saja.

Oleh karena itu, hanya Allah SWT sajalah tempat bergantung, berharap, meminta pertolongan, untuk mencapai keselamatan dunia akhirat dan yang berhak ditaati dan dicintai secara mutlak.

Hal ini diterangkan Allah SWT dalam firman-nya:

وَاِنْ يَمْسَسْكَ اللّٰه بِضُرٌ فَلَاكَاشِفَ لَهُ اِلَّاهُوَاِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرِفَلَارَادَّلِفَضْلِهِ يُصِيْبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُمِنْ عِبَادِهِ وَهُوَالْغَفُورُالرَّحِيْم

"Jika Allah menimpakan suatu mudhorot kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkanya kecuali dia, dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya, dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki Nya diantara hamba-hambanya dan dia lah yang Maha pengampun lagi maha penyayang" (Yunus : 107)

Firman-Nya lagi:

وَاِنْ يَمْسَسْكَ اللّٰه بِضُرِّفَلَاكَاشِفَ لَهُ الَّاهُوَوَاِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَعَلَی كُلِ شَيْءٍقَدِيْرٌ

"Jika Alla menimpakan suatu kemudhartan kepadamu. maka tidak ada yang manilangkannya selain Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuat" (Al An am: 17)

Juga firman-nya:

مَايَفْتَحِ اللّٰهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَاوَمَایمُسْكِ فَلَامُرْمُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَالْعَزِيْزُالْحَكِيْمُ

"Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusa berupa Rahmat. maka tidak dada seseorang pun yang dapat dapat menahanya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskan sesudah itu. Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (Faathir: 2)

Oleh sebab itu, bila aqidah dan  keimanansudah benar-benar bersih dari kemusyrikan, pasti hidup hanya
bergantung kepada Allah saja karena
hanya Allah lah tempat bergantungnya seluruh mahluk.

Allah SWT berfirman:

قُلْ هُوَاللّٰهُ اَحِدٌ اَللّٰهُ الصَّمَدٌ

"Kantkanlah; Dia lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada Nya segaala urusan" (Alikhlas: dan 2)

Dan hanya Allah saja yang patut ditakuti dan yang paling dicintai dan yang kuasa menyembuhkan penyakit.

فَلَاتَخْشَوهُمْ وَاخْشَوْنِی وَلْاُتِمَّ نِعْمَتِة عَلَيْكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

"Maka janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada ku (saja), dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atamu, dan supаyа kаmu mеndараt petunjuk" (Al Baqarah:150)

وَاِذَ مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ

"Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku."(Asy Syu'aro : 80)

قُلْ اِن كَانَ ءَابَٓاؤُكُم وَاَبْنَآؤُكُم وَاِخْوَنكُم وَاَزْوَاجُكُم وَعَشِيْرَتُكُم وَاَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَاوَتِجَرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَكِنُ تَرْضَوْنَهَااَحَبَّ اِلَيْكُم مِنَ اللّٰه وَرَسُوْلِهِ وَجِهَادِفِی سَبِلِهِ فَتَرَ بَصُوْا حَتَّی يَتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِ وَاللٌّه لَايَهْدِيدی القَومَ الفَسِقِيْنَ

"Katakanlal "Jika bapa-bapa, nak anak,
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalanya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA" dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik" (At Taubah: 24).

Bersambung...

Editor : Sayiaf

Share on Google Plus

About Sahabat Almahdi Media

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar

Tanaman Obat, Cabe rawit, Cabe Jawa , Cakar ayam, Calingcing, Ceguk.

  Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Sinonim : C. ,fastigiatum BL, C. minimum Roxb. Familia : olanaceae. Uraian : Tanaman budidaya, kadang...