أَلسَّلَمُ عَلَيْكُمْ

"SELAMAT DATANG DI GELORA UMAT NEWS"

3 FAKTOR PENYEBAB KEKALAHAN UMMAT ISLAM

MATERI KHUTBAH JUMAT

Abu Hazmi
Jum’at 15 Juli 2022

Alloh SWT berfirman dalam QS Ar Ra’du 11

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ 
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

Rasululloh SAW bersabda :

قَالَ رَسُولُ اللهِ صّلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :إِذَا عَظَّمَتْ أُمَّتِي الدُّنْيَا نُزِعَتْ مِنْهَا هَيْبَةُ الإِسْلَامِ ، وَإِذَا تَرَكَتِ الأَمْرَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيَ عَنِ الْمُنْكَرِ حُرِمَتْ بَرَكَةَ الْوَحْيِ، وَ إِذَا تَسَابَّتْ أُمَّتِي سَقَطَتْ مِنْ عَيْنِ اللهِ

Rasulullah shallallâhu ‘alahi wa sallam bersabda: “Apabila ummatku terlampau mengagumi dunia, niscaya akan dicabut oleh Allah kewibawaan Islamnya. Apabila mereka sudah meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar, niscaya akan diharamkan oleh Allah keberkahan wahyu-Nya. Apabila mereka sesama muslim sudah saling caci , akan jatuh dari mata Allah (murka-Nya).” 
(Dari Abu Hurairah ra., dikeluarkan oleh Imam as-Suyuthi dalam “Jami’ ash-Shaghir”)

Hadits ini dijadikan pembuka dalam sebuah buku berjudul Hakadza Dzaharo Jiil Sholahudin, wa hakadza aadatul Al Quds, Beginilah bangkitnya generasi Shalahuddin, dan beginilah kembalinya Al Quds, di tulis seorang ahli pendidikan internasional, DR Majid Irsan Al Kilani, beliau melatarbelakangi tulisannya dengan mengungkap sejarah perjalanan peradaban Islam, dimana ummat islam mengalami masa-masa keemasan yang luar biasa.
Rasululloh SAW berhasil melahirkan satu generasi terbaik, sebagaimana beliau katakan 

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذ
ِينَ يَلُونَهُمْ

Riwayat dari ‘Abdullah r.a. dari Nabi saw. bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang hidup pada zamanku (generasiku), kemudian orang-orang setelah mereka, kemudian orang-orang setelah mereka. (H.R. Bukhari Muslim)

Generasi sahabat nabi itu adalah generasi terbaik, manusia-manusia di zaman itu adalah manusia-manusia terbaik yang di sebutkan Rasulullohu SAW .

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Mengapa mereka disebut generasi terbaik..?
Mengapa sahabat-sahabat Nabi itu dikatakan manusia terbaik? padahal mereka sama dengan kita, secara susunan anatomi sama dengan kita, pembuluh darahnya sama dengan kita, sel-sel syarafnya pun sama dengan kita, mereka dikatakan sebagai generasi terbaik itu karena pendidikan mereka.

Generasi terbaik adalah generasi yang dididik dengan pendidikan terbaik, generasi sahabat ini dididik oleh guru terbaik yaitu Nabi Muhammad SAW, mereka di didik dengan kurikulum dan program pendidikan terbaik, yang langsung dibimbing oleh wahyu, mereka belajar bukan hanya di atas kertas, diruang-ruang kelas tetapi mereka benar-benar belajar hidup, perjuangan dan diuji langsung dalam kehidupan, sehingga dalam waktu singkat, para sahabat nabi itu, yang sebelumnya tidak dikenal di peta dunia, bahkan sama sekali tidak diperhatikan dunia internasional pada zaman itu, hanya dalam waktu 5 tahun setelah Rasul SAW wafat, tepatnya pada tahun 636 Masehi, para sahabat nabi ini sudah mampu mengalahkan Imperium Romawi yang dikenal Negara adidaya pada saat itu, dan kemudian membangun peradaban tinggi di kota Yerusalem. 
Sejarah mencatat, pertama kali waktu itu kota Yerusalem menyaksikan satu penaklukan wilayah yang tidak terjadi pembunuhan, tidak ada penghancuran bangunan, dan tidak ada pemaksan orang untuk berpindah agama, tidak ada pengusiran orang yang berbeda agama, fakta ini disebut seorang penulis barat Karen Amstrong, dia mengatakan bahwa baru kali ini ada peristiwa penaklukan damai yang terjadi di kota Yerussalem yakni oleh ummat Islam dizaman Umar Bin Khattab RA, hanya 5 tahun setelah Rasululloh SAW wafat.
 
Kemudian 88 tahun setelah hijrah tahun 622 masehi umat Islam sudah menaklukan eropa, bahkan umat Islam memimpin eropa, bahkan dikawasan laut tengah hampir 800 tahun di pimpin ummat Islam dari tahun 711 M- 1492 M, dunia menyaksikan betapa hebatnya ummat islam pada saat itu, ummat Islam menjadi ummat yang sangat disegani masyarakat dunia, sampai terjadi peristiwa yang sangat tragis dalam sejarah ummat ini, yang dikenal dengan Perang salib pertama tahun 1099 M.

Pasukan eropa masuk Kota Yerusalem, membantai 70 ribu kaum muslimin dalam waktu 4 malam, dan orang-orang yahudi disembelih didalam masjid Al Aqsha, sampai catatan sejarah orang – orang salib, mereka mengatakan pada peristiwa itu ada genangan darah setinggi mata kaki di masjid Al Aqsha.

Ketika itu umat islam umat yang paling kaya, yang paling maju di bidang sains dan teknologinya , bahkan umat islam telah 600 tahun lebih maju dari bangsa eropa, ilmuwan-ilmuwan muslim sudah melakukan berbagai penemuan-penemuan penting dalam bidang sains dan teknologi, ada kekhalifahan Abbasiyah, Syariat Islam berlaku pada saat itu, sistem sepenuhnya system Islam.

Inilah yang menjadi pertanyaan besar para ulama dan cendikiawan muslim, kenapa ummat Islam yang begitu unggul, umat yang paling pintar, ummat paling kaya, ummat paling pandai, ummat paling maju sains dan teknologinya, tetapi kemudian dapat dikalahkan oleh preman-preman dari eropa, dan hal ini menjadi objek yang dianalisa oleh pakar pendidikan dunia yaitu DR Irsan Majid Al kilani, beliau kemudian menemukan jawaban ketika menemukan hadits Rasululloh SAW : 

قَالَ رَسُولُ اللهِ صّلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :إِذَا عَظَّمَتْ أُمَّتِي الدُّنْيَا نُزِعَتْ مِنْهَا هَيْبَةُ الإِسْلَامِ ، وَإِذَا تَرَكَتِ الأَمْرَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيَ عَنِ الْمُنْكَرِ حُرِمَتْ بَرَكَةَ الْوَحْيِ، وَ إِذَا تَسَابَّتْ أُمَّتِي سَقَطَتْ مِنْ عَيْنِ اللهِ

Rasulullah shallallâhu ‘alahi wa sallam bersabda: “Apabila ummatku terlampau mengagumi dunia, niscaya akan dicabut oleh Allah kewibawaan Islamnya. Apabila mereka sudah meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar, niscaya akan diharamkan oleh Allah keberkahan wahyu-Nya. Apabila mereka sesama muslim sudah saling caci , akan jatuh dari mata Allah (murka-Nya).” 
(Dari Abu Hurairah ra., dikeluarkan oleh Imam as-Suyuthi dalam “Jami’ ash-Shaghir”)

Pertama: 

:إِذَا عَظَّمَتْ أُمَّتِي الدُّنْيَا نُزِعَتْ مِنْهَا هَيْبَةُ الإِسْلَامِ

Kapan saja ummat islam ini memuja dunia, mengagungkan dunia, menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya maka akan dicabut kehebatan islam dari mereka, 

Kedua :
، وَإِذَا تَرَكَتِ الأَمْرَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيَ عَنِ الْمُنْكَرِ حُرِمَتْ بَرَكَةَ الْوَحْيِ

dan ketika ummat islam meninggalkan aktivitas dakwah, meninggalkan perjuangan, meninggalkkan aktivitas Amar Ma’ruf nahyi munkar diharamkan keberkahan wahyu atas mereka.
 
sekitar 3 tahun sebelum Yerusalem jatuh, Imam Ghazali masih I’tikaf di masjid Al Aqsha tahun 1096, setelahnya beliau menulis kitab penting Ihya Ulumuddin, dalam kitab itu pada Bab Amar Ma,ruf Nahyi munkar Imam Al ghazali mengingatkan, “Hidup matinya Ummat Islam, jatuh bangunnya ummat islam, tergantung pada aktivitas dakwahnya, tergantung pada Aktifitas Amar Ma’ruf Nahyi munkarnya, kalau aktifitas ini lemah maka ummat Islam akan menjadi Ummat yang kalah, ummat yang hina, 
Sebagaimana Rasululloh SAW bersabda : 

 إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ 

 "Jika kalian berjual beli secara cara 'inah, mengikuti ekor sapi, ridla dengan bercocok tanam dan meninggalkan jihad, maka Allah akan menguasakan kehinaan atas kalian. Allah tidak akan mencabutnya dari kalian hingga kalian kembali kepada agama kalian."

Yang ketiga :

، وَ إِذَا تَسَابَّتْ أُمَّتِي سَقَطَتْ مِنْ عَيْنِ اللهِ

Apabila mereka sesama muslim sudah saling caci , akan jatuh dari mata Allah (murka-Nya).”

Jika ummat ku saling mencaci maki satu sama lain, saling menghina satu sama lain, saling melecehkan satu dengan yang lain, maka jatuh martabat mereka dihadapan Alloh, 

Dr Irsan Al Kilani dalam bukunya menganalisis suatu fakta yang ironis sekali, ketika itu pasukan salib sudah siap menerkam ummat islam, mereka sudah mengintai, kelemahan-kelemahan ummat Islam tetapi saaat itu ummat Islam justeru malah sibuk berdebat soal Madzhab, fanatisme madhzab yang luar biasa, sampai terjadi di kampus Nizomiyah, kampusnya Imam Al Ghazali mengajar, terjadi perbedaan mazhab, yang paling parah waktu itu adalah tajamnya perbedaan mazhab Asy’ari dengan Mazhab Hambali, sampai terjadi bunuh-bunuhan, berantem didalam masjid, ketika umat Islam sibuk dengan urusannya masing-masing, kelompoknya sendiri-sendiri, datanglah pasukan asing membantai mereka, ketika membunuh ummat Islam mereka tidak pandang bulu, mereka tidak bertanya tentang mazhab apa mereka, asal mereka muslim pasti dibunuh.

Bagaimana waktu itu kaum muslimin sibuk mengajak tetapi khalifah tidak peduli, bagaimana waktu itu kaum muslimin dari Yerusalem datang ke Baghdad membawa bukti-bukti pembantaian umat islam, bahkan kabarnya khalifah malah sibuk dengan burung merpati kesayangannya si Balqa, ketika masyarakat diajak berjihad oleh para ulama waktu itu, mereka sudah terjangkit penyakit hubbud dunya, mereka tidak peduli dengan urusan ummat, mereka sibuk dengan urusan masing-masing.

Inilah yang terjadi waktu itu, dan akhirnya para ulama, diantaranya Syaikh Ali As Sulami salah satu murid Imam Al Ghazali, menulis sebuah kitab berjudul kitabul jihad, merumuskan strategi bagaimana melepaskan kaum muslimin dari cengkeraman kaum salib, yang akhirnya bertahan penjajahan itu selama 88 tahun, baru setelah itu lahir sebuah generasi yang di sebut Jiil Sholahudin, generasi sholahudin. 

Waktu itu umat islam tidak menunggu datangnya seorang pemimpin, DR Al Kilani mengingatkan biasanya ummat Islam jika sedang terpuruk mereka selalu menunggu datangnya seorang pemimpin, para ulama kita dahulu tidak begitu, kebangkitan Islam tidak menunggu datangnya seorang tokoh, Ratu adil, Super Hero yang akan membebaskan semua masalah ummat, tidak..! 

Mereka mendidik satu generasi baru, merekalah yang dididik di madrasah-madrasah, di pondok-pondok pesantren, persis seperti lahirnya generasi 1945, generasi KH hasyim Asyari, Generasi KH Ahmad Dahlan, Muhammad natsir, Buya Hamka, generasi Ki bagus Hadikusumo
( Ketua Muhammadiyah ) mereka semua lahir dari madrasah-madrasah dari ponpes-ponpes yang melahirkan para Mujahid, melahirkan para pejuang, bukan melahirkan hanya satu orang, tetapi melahirkan satu generasi melalui proses pendidikan. Lahir dari model pendidikan yang dirumuskan Umar Bin Khattab, Taadabu tsumma Ta’alamu, model pendidikan yang selalu berulangkali melahirkan generasi yang hebat, generasi sahabat nabi, generasi solahudin, generasi Muhammad Al Fatih, di negeri kita lahir generasi 1945, yang berhasil memproklamasikan kemerdekaan dan mempertahankannya, bukan perjuangan yang ringan, dulu yang menjajah negeri kita adalah pasukan terbaik di dunia saat itu, yang datang pada 10 november ke Surabaya itu adalah pasukan pemenang perang dunia ke 2, Jumlahnya berkali-kali lipat dari tentara kita, tapi lihat bagaimana dulu kaum muslimin siap menghadapi semua tantangan.

Rasululloh megingatkan dalam haditsnya, jika ummatku sudah terkena penyakit Cinta Dunia dan takut mati, maka mereka akan seperti buih,

يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».

Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297)

Masalahnya ada pada dirikita, masalahnya ada pada rumah tangga kita, masalahnya ada pada masjid-masjid kita, ada pad sekolah-sekolah kita, dalam organisasi kita, dalam pendidikan kita.

Apakah rumah tangga kita melahirkan para pejuang?
Apakah sekolah-sekolah kita melahirkan para pejuang?
Apakah pesantren-pesantren kita melahirkan para Mujahid?
Apakah kampus-kampus kita melahirkan para pejuang?

Jika tidak, nasib ummat Islam akan sama terulang seperti yang diingatkan Rasul SAW, semua sibuk memburu dunia, sibuk dengan urusannya masing-masing, sibuk dengan urusan kelompok/organisasinya masing-masing, bahkan sibuk mencaci maki kelompok yang lain.

Abad ke 13 kembali terjadi di Baghdad kaum Muslimin yang paling hebat didunia waktu itu bisa dihancurkan kelompok yang paling biadab bangsa Mongol, kenapa bangsa yang biadab bisa mengalahkan ummat Islam yang paling hebat Saind dan teknologinya, ummat yang paling kaya..

Penyakitnya sama, penyakit meninggalkan Jihad, penyakit meninggalakan Dakwah, penyakit meniggalkan amar ma’ruf nahyi munkar, penyakit hubbud dunya, penyakit berpecah belah.

Semoga kita semua bersama-sama melakukan introspeksi diri kita, keluarga kita, karena ini amanah yang akan di tanya di akhirat kelak, kuu anfusakum wa ahlikum Naaro, jaga dirimu dan keluarga mu dari api neraka, semoga rumah tangga kita melahirkan anak-anak soleh, anak-anak yang menjadi pelanjut perjuangan para Ulama, pelanjut perjuangn para nabi, pelanjut perjuangan para syuhada, 

Begitu juga mudah-mudahan masjid-masjid kita, pesantren-pesantren kita, kampus-kampus dan sekolah-sekolah melahirkan manusia-manusia yang zuhud, yang cinta Alloh dan rasulnya, manusia-manusia yang senantiasa yujahiduuna fi sabillah wala yahofuna lao maatalaaim..
Tidak takut terhadap celaan orang-orang yang suka mencela.

Demikian semoga ini menjadi muhasabah, untuk perbaikan negeri kita kedepan, Insya Alloh negeri kita, negeri yang diberkahi oleh Alloh SWT.

Negeri ini dulunya negeri yang 100 % bukan Muslim, dengan kegigihan perjuangan para Da’i, negeri ini berubah menjadi negeri yang mayoritas Muslim, terbesar didunia, ini amanah dari Alloh, ini anugerah dari Alloh SWT.
Editor Sayiaf
Share on Google Plus

About Sahabat Almahdi Media

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar

Tanaman Obat, Cabe rawit, Cabe Jawa , Cakar ayam, Calingcing, Ceguk.

  Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Sinonim : C. ,fastigiatum BL, C. minimum Roxb. Familia : olanaceae. Uraian : Tanaman budidaya, kadang...