Oleh : Adi Hadiyanto
1. Bersikap lembut kepada istri
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia menganggu tetangganya, dan berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka engkau mematahkannya dan jika engkau biarkan, maka akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada wanita.” HR. Al-Bukhari (no. 5185)
2. Temukan sisi baik istri diantara sisi buruknya
Nabi SAW bersabda "Janganlah seorang mukmin laki-laki memarahi seorang mukminat. Jika ia merasa tidak senang terhadap satu perangainya, maka ada perangai lain yang dia sukai." (HR Muslim).
3. Mengungkapakan rasa cinta kepada istri dengan kata
Dari ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu, ia pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapa orang yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah”. (HR. Bukhari, no. 3662 dan Muslim, no. 2384)
4. Mengungkapkan perasaan cinta kepada istri dengan perbuatan
Dari Aisyah berkata: Aku minum dalam keadaan haidh. Kemudian aku berikan ke Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau meletakkan mulutnya di bekas mulutku. Dan beliau minum. (HR. Muslim)
5. Memberikan rasa nyamanan ketika istri sakit
Aisyah berkata: “Apabila aku sedang haid, Rasulullah SAW menyuruhku untuk memakai kain sarung lalu beliau mempergauliku,”. (HR. Bukhari)
6. Membantu pekerjaan rumah
Dari Al-Aswad, ia bertanya pada ‘Aisyah, “Apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan ketika berada di tengah keluarganya?” ‘Aisyah menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membantu pekerjaan keluarga di rumah. Jika telah tiba waktu shalat, beliau berdiri dan segera menuju shalat.” (HR. Bukhari, no. 6039)
7. Menyediakan waktu bersama dengan istri
Aisyah berkisah, “Pada suatu hari, orang-orang berkulit hitam mempertontonkan permainan perisai dan lembing. Aku tidak ingat apakah aku yang meminta atau Nabi sendiri yang berkata padaku, apakah aku ingin melihatnya. Aku menjawab, ‘Ya.’ Lalu beliau menggendongku. Pipiku menempel ke pipi beliau. Beliau berkata, ‘Teruskan permainan kalian, Wahai Bani Arfidah (julukan orang Habasyah)!’ Hingga ketika aku merasa bosan, beliau bertanya, ‘Apakah kamu sudah puas?’Aku menjawab, ‘Ya.’ (HR Bukhari dan Muslim).
8. Bermain bersama istri
Aisyah menceritakan, Aku pernah ikut safar bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ketika itu aku masih muda. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh rombongan safar, “Silahkan kalian jalan duluan.” Merekapun jalan duluan. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajakku, Mari kita lomba lari. Akupun lomba lari dengan beliau dan aku bisa mengalahkan beliau. Hingga setelah aku mulai gemuk dan sudah lupa dengan perlombaan yang dulu, aku pergi bersama beliau untuk melakukan safar. Beliau meminta kepada rombongan, “Silahkan kalian jalan duluan.” Merekapun jalan duluan. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajakku, Mari kita lomba lari. Akupun lomba lari dengan beliau dan beliau bisa mengalahkanku. Beliau tertawa dan mengatakan, “Ini pembalasan yang dulu.” (HR. Ahmad 26277)
Editor Sayiaf
0 komentar:
Posting Komentar