أَلسَّلَمُ عَلَيْكُمْ

"SELAMAT DATANG DI GELORA UMAT NEWS"

RAMADHAN DAN TOTALITAS KETAKWAAN


ألحمدلله الذي أنزل علی عبده آيات بينات ليخرزالناس بها من الظلمات إلي النور وأشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله اللهم صل علي سيدنا محمد وعلي آله وأصحابه وسلم أما بعد فياأيها الناس اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون قال ا لله تعال ياآيها الذين أمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب علي الذين من قبلكم لعلكم تتقون

Alhamdulillah, atas izin dan nimat Allah SWT kita bisa berkumpul di tempat mulia ini  di hari mulia, bersama orang2 yang insya Allah di muliakan oleh Allah SWT.
Solawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhamad SAW.

Marilah kita terus berusaha meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah, yang berarti, makin ta:at kepadanya, menjalankan perintah-perintahnya, memperjuangkan penerapan aturanya, dan menjauhi  segala yang dilarangnya. Sungguh takwa adalah bekal sejati seorang muslim mengarungi kehidupan.

Kita sekarang berada di bulan Romadhon, bulan penuh rahmat, penuh berkah, juga penuh ampunan. Pintu-pintu surga dibuka. Pahala dilipatgandakan. Sungguh rugi, Muslim yang menyia-nyiakan bulan mulia ini.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Alhamdulillah, pandemi Covid-19 mulai mereda. Semoga Allah angkat wabah ini sampai hilang dari muka bumi, sehingga kita dapat beraktivitas normal seperti sedia kala, dan mengisi Ramadhan dengan penuh ketakwaan dan kekhusyu’an.

Namun kita masih menghadapi wabah lainnya. tak kalah bahayanya, bahkan lebih berbahaya. Apa itu? Yaitu wabah semakin ruksaknya ahlaq dan moral sebagian Anak bangsa  tergambar dengan jelas betapa merosotnya akhlak . Dekadensi moral terjadi terutama dikalangan remaja. Sementara pembendungannya masih berlarut-larut dan dengan konsep yang tidak jelas.Padahal nilai “Suatu bangsa sangat ditentukan kualitas akhlak-nya, jika akhlak sudah rusak maka hancurlah bangsa tersebut.” 

Saat ini kita umat Islam juga sedang menghadapi wabah moderasi beragama, yang sebenarnya di balik itu adalah moderasi Islam.Inilah bencana nyata bagi Islam. Kita tidak boleh ber-Islam dengan cara Islam, tapi kita diarahkan ber-Islam dengan cara orang kafir agar kita bisa menerima paham-paham kufur dan meninggalkan ajaran Islam.

 Potensi wabah lainnya adalah wabah penistaan Islam. Lihatlah! Akhir-akhir ini, penistaan agama makin marak. Yang paling mutakhir, ada seorang pendeta yang dengan lancang meminta kaum Muslim untuk menghapus 300 ayat al-Quran, menantang pembuktian kehebatan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan lain-lain.

Dan yang kita rasakan sekarang, adalah wabah kezaliman. Minyak goreng mahal, harga sembako merangkak naik. Semua karena penguasa tidak amanah. Mereka bersekutu dengan para pengusaha. Rakyat yang menderita. Umat Islam dimusuhi, dicap radikal, dan syariahnya ditelantarkan.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Berbagai wabah itu terjadi karena kita masih jauh dari ketakwaan. Padahal puasa Ramadhan telah puluhan kali kita laksanakan? Ini karena puasa Ramadhan hanyalah salah satu—bukan satu-satunya—pembentuk ketakwaan.

 Al-Quran memang menyatakan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu pernah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa (TQS al-Baqarah [2]: 183).

Di dalam al-Quran sendiri tak hanya ayat tentang kewajiban puasa yang diakhiri dengan la’allakum tattaqûn (agar kalian bertakwa). Allah subhanahu wa ta’ala juga antara lain berfirman dalam beberapa ayat berikut:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai manusia, beribadahlah kalian kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa (TQS al-Baqarah [2]: 21).

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus (Islam). Karena itu ikutilah jalan itu dan jangan kalian mengikuti jalan-jalan lain hingga kalian tercerai-berai dari jalan-Nya. Yang demikian Allah perintahkan agar kalian bertakwa (TQS al-An’am [6]: 153).
ٰHadirin jamaah jumah rahimakumullah, 

Berdasarkan ayat-ayat tersebut, jelas bahwa tak cukup dengan puasa orang bisa meraih takwa. Melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, itulah yang bisa mengantarkan diri kita benar-benar meraih takwa yang hakiki. Dengan kata lain, takwa hanya bisa diraih dengan pengamalan dan penerapan al-Quran secara total.

Terkait itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

لَوْ أَنزلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Andai al-Quran ini Kami turunkan di atas gunung, kamu (Muhammad) pasti menyaksikan gunung itu tunduk dan pecah berkeping-keping karena takut kepada Allah. Perumpamaan itu kami buat untuk manusia agar mereka mau berpikir (TQS al-Hasyr [59]: 21).

Menurut Abu Hayan al-Andalusi, ayat ini merupakan celaan kepada manusia yang keras hati dan perasaannya tidak terpengaruh sedikit pun oleh al-Quran. Padahal jika gunung yang tegak dan kokoh saja pasti tunduk dan patuh pada al-Quran, sejatinya manusia lebih layak untuk tunduk dan patuh pada al-Quran (Abu Hayan al-Andalusi, Bahr al-Muhîth, 8/251). 

Oleh karena itu, penting mengamalkan dan menerapkan seluruh isi al-Quran. Baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara. Di sinilah pentingnya formalisasi dan pelembagaan al-Quran. Di sini pula pentingnya negara menerapkan al-Quran dalam seluruh aspek kehidupan. Inilah yang dipraktikkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat memimpin Daulah Islam di Madinah, juga oleh Khulafaur Rasyidin dan para khalifah setelah mereka sepanjang sejarah Kekhilafahan Islam.

Mari, Ramadhan ini kita jadikan momentum untuk mewujudkan ketakwaan hakiki. Inilah yang pasti akan menjadi solusi atas seluruh problem kehidupan, khususnya bagi negeri ini. 

أقوْلُ قوْلِیْ هَذا وَاسْتَغفِرُاللّه العَظِيْمَ لِيْ وَلكمْ 
وَلِسَأءيْدِالمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنهُ هُوَالغَفُوْرُالرّحِيْم

Khutbah ke2 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ وأشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله 
وَالصَّلاةُ وَالسَّلامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهعَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومن تبعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ أَرْشَدَكُمُ اللهأوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَلله وَمَن يَتَّقِ الله يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِب وَمَن يَتَّقِ الله يُعْظِمْ لَهُ أَجْرً
إِنَّ الله وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْما اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأمْوَات إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإسْلامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ اللهم أنصر الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإيْمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلا لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأبْرَار رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَ رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَ رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَالا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْناَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُك رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَاِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ الله إِنَّ الله يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْش عَذَابَ النَّارسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْع
َآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ ا لله اكبر

Oleh : Abu Gifar Sayiaf, di sampaikan di Mesjid Al-Hidayah Sukamanah.

Materi di kutip dari www.ansharusyariah.com

Share on Google Plus

About Sahabat Almahdi Media

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar

Tanaman Obat, Cabe rawit, Cabe Jawa , Cakar ayam, Calingcing, Ceguk.

  Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Sinonim : C. ,fastigiatum BL, C. minimum Roxb. Familia : olanaceae. Uraian : Tanaman budidaya, kadang...